Notification

×

Iklan

Iklan

Suporter dan Perilaku Bangsa

Tuesday, October 4, 2022 | 04 October WIB Last Updated 2023-01-09T04:24:02Z




Oleh H. Ahdiat Gazali Rahman


Pemerhati Politik, Hukum dan Sosial Budaya


Suporter Bangsa kita telah menorehkan sejarah baru di tahun 2022 ini, dengan melakukan protes, pada tim kesayangan mereka,namun saying disayangkan itu berakhir dengan kerusuhan dan mendatang kan korban jiwa bagi sebagian orang yang tak berdosa.


Kecewa, protes, berikut atau bentuk lain, boleh saja dilakukan sejauh tidak merugikan orang, namun jika akan merugikan orang lain, Negara, atau bahkan jiwa sebaiknya jangan dilakukan, karena bagaimanapun juga jika itu dilaksanakan  yang terjadi yang rugi bukan hanya Suporter semata, tapi jauh dari itu, dapat merugikan orang lain, keluarga tertentu, daerah, Bangsa Negara.



Dalam pertandingan olah raga pasti ada tim yang benang dan nada tim kalah, selama per tandingan itu sesuai dengan aturan yang ada, para pemain, panita, wasit yang memimpin pertandingan itu, penonton, dan pihak keamanan, tidak perlu Kesepakatan, selama empat komponen ini berjalan sesuai aturan seharusnya suporter tak perlu kecewa.


Para pemain adalah umumnya bangsa kita, jika ada pemain luar itu hanya karena profesionalnya, panitia, wasit dan keamanan yang bertugas menjaga jalannya pertandingan adalah bangsa kita seharusnya kita  wajib memberikan suatu yang baik dalam suatu pertandingan tunjukan kita orang yang Pancasilais yakni melaksanakan sila kedua.


“Kemanusian yang Adil Beradab” kemana rasa kemanusiaan, bagaimana Adab kita sebagai manusia Indonesia  ketika melakukan pengrusakan pada fasiltas Negara, kemana rasa kemanusian ketika melakukan suatu yang menyebabkan orang lain sakit bahkan meninggal, olahraga adalah sebuah permainan yang pasti ada pihak yang menang dan yang kalah, dalam pertandingan tidak kata “musuh” , yang ada hanya kata


“Rival” apalagi jika kita memperhatian perkataan Anies Baswedan ketika berdebat dengan Mahfud MD, beberapa tahun yang lewat mengatakan “Rival dalam pertandingan olah raga bukan musuh” tapi adalah teman sejati yang mau bermain bersama kita, sehingga kita mamdapat kesehatan, jika pertandingan itu hanya demi kesehatan, dan mampu mengukur dan mengatahui keunggulan dan kelemahan kita jika itu suatu kejuaraan”.



Dalam pertandingan Sepak bola hanya ada empat komponen yang akan mewarnai pertandingan itu, (1) Pemain itu sendiri sudah siap fisik dan mental pemain untuk menampilkan permainan terbaiknya, bermain sesuai aturan yang berlaku menjauhkan diri perbuatan kurang baik apalagi jahat yang dapat mendatangkan kerugian pada pemain lain, atau klub lain.


(2) Panitia dan wasit yang memimpin pertandingan, para panitia sudahkah bertindak sesuai koridor hukum yang berlaku, bertindak adil terhadap semua tim yang ada memberlakukan semua sama tak  ada anak emas dan anak tiri, semua tim dimata panitia dan wasit adalah sama.


(3) Suporter orang memberikan semangat pada timnya agar tetap bersemangat sehingga dapat menghasilkan sebuah kemenangan, supporter seharusnya dewasa, sadar dan punya sifat sabar dan sukur, sifat dewasa dan dalam memberikan sangat agar tim mendapatkan kemenangan sesuai dengan aturan yang berlaku, supporter seharusnya membenci para pemainnya yang bermain tidak sesuai dengan aturan hukum, Sabar ketika Tim mendapatkan kekalahan dengan menganjurkan agar berlatih lebih giat dan memberikan Apresiasi pada lawan yang memang hebat hingga mampu mengalahkan tim kesayangannya, bersyukur ketika tim memenangkan dalam suatu pertandingan, tentu saja kemangan yang sesuai dengan aturan permainan, bukan kemenangan karena rekayasa, atau bentuk lain, sehingga tim lain menjadi kalah.


(4) Pihak keamanan mereka seharusnya adalah pasukan yang profesional yang mampu mengendalikan massa dengan penuh rasa kasih sayang, menyadari bahwa yang mereka atur dan berikan perlindungan adalah bangsa sendiri, bahkan mungkin keluarga sendiri, orang daerah sendiri, yang seharusnya diberikan pemahaman, bukan hukuman, dalam hati dan jiwa personel kemananan hanya satu kata yakni “tercipta keamanan yang kondusif, jangan ada jatuh korban, jangan ada kerugian, apakah materi atau non materi”


dengan demikian maka mereka akan melakukan suatu yang terbaik demi bangsa dan Negara, bukan sebaliknya bertindak semau gue yang penting sauna menjadi lenggang, tak ada para insan yang melakukan sebuah tindakan anarkis, semua harus diselesaikan walaupun dengan kerugian yang banyak dan korban jiwa bagi mereka yang tak berdosa.

Pertanyaan besarnya Sudah ke-empat


komponen itu bekerja sesuai dengan koridur hukum dan prosedur yang ada dan berlaku ?. Atau mereka bertindak sendiri-sendiri demi orang terbantu, kelompok tertantu?


Harapan.


Untuk menjawab pertanyaan itu  kita harus memahami peran masing-masing komponen tersebut : 

  1. Peran pemain dalam setiap pertandingan adalah merupakan peran utama, baik buruknya sebuah pertandingan sangat dipengaruhi oleh para pemain yang berlaga, jika pemain yang berlaga dalam permainnya , melakukan permainan cantik dan sesuai aturan maka sudah pasti semua petuntun yang ada dalam arina tersebut merasa berbahagia, dan berlaku sebaliknya jika pemain melakukan sebuah tindakan yang melanggar aturan tentu semua penuntun akan merasa kurang enak, sakit, hingga benci, kita berharap semua pemain melakukan yang terpuji untuk meraih sebuah kemangan, kemenangan yang didapat dengan kebenaran adalah sebuah kemenangan yang membawa kedaimaian, keberkahan, bernilai dan diridhai Allah SWT, sementara kemenangan yang menggunakan cara kotor adalah kemanangan sampah yang tanpa arti dan itu hanya menggambirakan para Setan dan Iblis yang senang kerusakan, kehancuran dan benci kebenaran dan kedamian, semua pemain dituntut untuk menampilkan permainan terbaiknya, dengan permainan yang baik diharapak mem peroleh kemenangan, bukan permainan yang hanya ingin mencapai kemenangan walaupun melakukan sebuah kejahatan/pelanggan aturan.

  2. Panitian dan mereka yang terlibat laangsung dalam permainan seperti wasit dan para hakim atauj uri, Komponen kedua adalah mereka yang menfasilitas sehingga terjadi suatu pertandingan, mereka yang menentukan kapan dilaksanakan, dimana dan siapa yang terlibat, apakah pihak panitia telah memikirkan, meramalkan, memperhitungkan apa yang akan terjadi jika pertandingan dilaksnakan, apa yang akan muncul, mereka semua yang terlibat memikirkan, membuat komsep agar semua pertandingan ber jalan sesuai dengan aturan,  berani melakukan sebuah tindakan jika ada oknon kelompok, lembaga yang bertindak, untuk kepentingan sendiri/tertantu, yang dapat merugikan tim, merugikan para pemain, tim yang berlaga atau masyarakat pencinta olah raga (bola) dapat memberikan penilaian obyektif pada hakim dan wasit serta seluruh panitia yang terlibat, jika melakukan sebuah tindakan yang dapat merugikan tim lain.

  3. Peran Suporter memang sangat perlu dan sangat penting suatu pertandingan tanpa Suporter laksana Sayur tanpa garam dan penyadaf, akan terasa hambar tanpa gairah, tanpa semangat, suporter dalam setiap  pertindangan wajib ada, wajib hadir, supporter yang bagaimana yang wajib hadir?,  adalah supoerter yang memberikan semangat yang baik bagi tim, bukan hanya pada tim kesayangan, pada saat tim kesayangan mengalami kekalahan seharusnya diberikan motivasi, agar kembali tampi kembali lebih baik tim yang mengalahkannya, kekalahan adalah menjadi guru untuk menjadi lebih baik. Jangan menjadi supporter yang hanya punya satu kata yakni “pokok harus menang”. Supoter harus punya sifat “Sabar dan Syukur”, sabar ketika mendapatkan kekakalahan, sehingga meminta tim untuk berlatih lebih giat, dan ber doa pada Allah Yang Maha Kuasa agar pertandingan yang akan datang memperoleh kemananagan, bersyukur jika memperoleh kemanangan, melakukan salamatan atas kemanangan itu, bukan seperti sekarang ini yang sering terjadi, berhuru-huru dengan menggelar pesta bahkan sampai mabuk ketika tim menang, dan melakukan sebotase hingga keributan, kerusuhan ketika tim kalah, sebuah sifat yang jauh dari pengamalan Pancilsa yakni sila pertma “Ketuhan Yang Maha Esa”. 

  4. Pihak keamanan, mereka yang dipilih melakukan sebuah keamanan dalam per tandingan, apakah yang benar-benar Porofesional, bertindak mengutamakan kepentingan umum, sesuai dengan koridur hokum yang,  bukan mereka yang hanya bertindak semua gue, jauh dari kepentingan umum, berlindung dalam sebuah kesempatan untuk melakukan tindakan melawan hukum.


Kesimpulan.


Keempat komponen itu selalu dilaksanakan oleh bangsa Indonesia,     bangsa kita memang sebagian ada yang berprilaku, terbiasa, senang melakukan pelanggaran aturan/hukum  berlalu lintas misalnya, banyak kita temukan ketika perempatan lampu merah, mereka terbiasa melanggar jalan, memakai jalur orang lain, melawan arus, hingga tidak sejalan dengan aturan lampu lintas, melanggar aturan lalulintas, bukan karena kekurang pemaahaman, tapi sebuah kebiasaan yang melahirkan sikap “yang penting bisa” tak pernah terpikir bagaimana saudara yang diambil jalun jalannya, diambil arusnya, tindakan dapat menyebabkan datangkan kecelakaan yang berakibat jatuhnya korban, mereka seolah buta dan tuli soal itu, mereka hanya berpikir demi kesenangan belaka, tanpa berpikir resiko yang terjadi.


Apa mereka yang biasa melakukan kesuruhan ketika pertandingan olah raga, adalah orang yang bermoral, berjiwa sama dengan mereka yang senang melakukan pelanggaran rambu lalulintas, tujuan mereka sama yakni kesenangan, tidak pernah berpikir bagaimana nasib orang lain, pemai jalan lain, jika orang laga tim lain. Apakah kerusuhan sudah menjadi perilaku bangsa kita, karena kita sudah abay dengan aturan hukum yang ada.



×
Berita Terbaru Update