Oleh H. Ahdiat Gazali Rahman
(Tokoh Masyarakat dan Pendidik)
Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, tapi sangat membutuhkan peran orang lain.
Karena kita hidup di dunia ini saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Di mana pun dan bila mana pun, manusia senantiasa memerlukan kerja sama dengan orang lain.
Manusia membentuk pengelompok kan sosial di antara sesama dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan.
Dalam kehidupan bersamanya, manusia memerlukan pula adanya organisasi, yaitu jaringan interaksi sosial antar sesama untuk menjamin ketertiban sosial.
Interaksi-interaksi itulah yang kemudian melahirkan sesuatu yang dinamakan lingkungan hidup, seperti keluarga inti, keluarga luas, atau kelompok masyarakat.
Lingkungan hidup itu sebagai tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma yang sudah mapan.
Manusia memerlukan lingkungan sosial yang serasi untuk kelangsungan hidup. Lingkungan hidup yang serasi bukan hanya dibutuhkan oleh seseorang saja, tapi juga oleh seluruh orang di dalam kelompoknya.
Untuk mewujudkan itu dibutuhkan kerja sama kolektif di antara sesama anggota. Kerja sama tersebut dilakukan untuk membuat dan melaksanakan aturan- -aturan yang disepakati bersama sebagai mekanisme pengendalian perilaku sosial Sebagai makhluk sosial manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan sosialnya.
Kehidupan manusia cukup beragam, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, kebutuhan keamanan, kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan kesehatan. Interaksi tersebut dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya Keadaan inilah yang menjadikan masyarkat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopanan santunan yang dianut oleh masyarakat.
Ketika itu dilanggar atau terabaikan maka terjadilah yang dinamakan penyimpang an sosial. ciri-ciri manusia sebagai mahluk sosial adalah: (1) Manusia tidak dapat hidup sendiri. (2) Manusia memiliki kebutuhan sosial ( social needs ), yaitu berinteraksi dengan orang lain. (3) Manusia dapat mengembangkan potensinya, bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Islam menganggap manusia adalah
Manusia Sebagai Hamba Allah. Allah menciptakan manusia dengan misi agar mereka menyembah dan tunduk pada hukum-hukum Allah. Hal ini tercantum dalam surat adz-Dzariyat ayat (56) yang artinya “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.”Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah atau hubungan dengan sesama manusia.
Manusia sebagai Anas. Al-nas mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah berikut ini, dalam surat Al Hujarat ayat (13) “Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal..
Sebagai Khalifah di Bumi. Manusia diberi amanah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Artinya manusia memiliki wewenang untuk memanfaatkan alam guna memenuhi kebutuhan hidup, namun juga bertanggung jawab terhadap kelestarian nya. Hakikat manusia sebagai khalifah ini salah satunya dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat (30) yang berbunyi:“Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.”
Manusia Sebagai Makhluk Biologis“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Sebagai al-Insan Konsep al-Insan merujuk pada potensi yang dimiliki manusia, antara lain kemampuan berbicara dan menguasai ilmu pengetahuan. Selain potensi positif, manusia juga memiliki kecenderungan berperilaku negatif, misalnya cenderung zalim dan kikir sebagai firman Allah dalam surat Ibrahim ayat (34)” , Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) dan Surat Al Isra ayat (100) “Katakanlah (Muhammad), “Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan manusia itu memang sangat kikir.