Foto bersama dengan pengurus KS2 Tabalong |
TANJUNG-IPN- Para tukang ojek convensional yang sehari-hari mangkal di tugu obor, Mabuun ramai-ramai mendatangi Sekretariat Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong di Maburai.
Mereka yang berjumlah delapan orang tersebut mendiskusikan kebaikan nasib mereka ke depan yang digilas oleh ojek online.
"Tarikan sepi, kadang baru dapat 2 sekali. Ojek kita masih konvensional, gak online. Soalnya gak ada hand phone dan tidak mengerti menggunakannya. Itu sebabnya juga kami gak boleh sakit walau seharian tak dapat tarikan," ujar Budiarto, warga Mabuuun RT 3 yang dituakan perkumpulan ojek obor Mabuun ini, baru-baru ini tadi di Sekretariat KS2
Menurut Budiarto, pekerjaan ojek konvensional kalah bersaing sama ojek online. Jika objek online bisa banjir orderan, maka mereka sebaliknya, sepi pemesan.
Dalam satu hari ungkap Budiarto, tukang ojek konvensional hanya bisa membawa pulang duit Rp 20 ribu rupiah. Bahkan juga baru dapat dalam dua hari.
Sebagai masyarakat kurang mampu mereka juga tidak memilki jaminan kesehatan BPJS. Ketidakmampuan membayar jaminan kesehatan tersebut membuat mereka bertekad tidak boleh sakit.
Kedatangan tukang ojek tersebut diterima oleh Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas. Dikatakannya, bahwa jaman sekarang mengalami perubahan yang sangat cepat. Revolusi industri bergulir dan terus menggelinding hingga juga merubah budaya baru dalam berbagai aspek kehidupan.
"Dunia memang berubah bapak-bapak. Kita tak kuasa menolak perubahan itu. Pilihannya kita ikut atau tertinggal. Hanya memang persoalannya tidak sederhana. Kita cari ikhtiar lain, sambil kita diskusi-diskusi," ujar Erlina Effendi Ilas ditemani anggota KS2, Mariam.
Menurut Erlina, dirinya akan coba menghubungkan para tukang ojek ini kepada lembaga-lembaga usaha atau pihak yang mbutujhkan jasa pengantaran atau jasa lainnya.
Terkait jaminan mengakses kesehatan bagi warga tidak mampu, menurut Erlina, merupakan domain pemerintah. Namun menurutnya pemerintah selama ini selalu memberikan akses pelayanan kesehatan bagi warga yang memang betul-betul layak buat masuk dalam program Penerima Bantuan Iuran (BPI).
"Terus terang kami sering memfasilitasi warga tidak mampu untuk menggunakan hak-haknya dalam menerima pelayanan kesehatan dari pemerintah. Asalkan mereka memang tidak mampu, melalui dinas terkait selama ini selalu dibantu," ujar Erlina.
Bahkan menurut Erlina Effendi, sering petugas Dukcapil langsung turun ke lapangan untuk membantu warga negara yang belum memiliki KTP untuk keperluannya mengakses pelayanan medis.
Sebelum tukang ojek pulang, KS2 memberikan bingkisan berisi kebutuhan dapur dan makan siang bareng.
Sumber: Rilis
Uploder: Tim Info Publik News