Momen penyerahan bantuan. |
TANJUNG -IPN- Wahyu (23) penderita Orang dalam gangguan Kejiwaan (ODGJ) kini memiliki kediaman di dekat keluarganya sendiri. Kolaborasi organisasi sosial dan pemerintah setempat membuatkan tempat tinggal khusus dan menyerahkannya ke pihak keluarga agar Wahyu dapat dirawat dan mendapat perhatian lebih dari orang-orang terdekatnya.
Penyerahan rumah tinggal Wahyu dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial Tabalong H Abu Bakar Sidik beserta Lurah Mabuun, Rizki Kurniadi, Kepala Puskes Mabuun dr Tenry Ariny, Dinas Kesehatan Tabalong, dr Helda serta Ketua Yayasan Sayangi Sesama, Erlina Effendi Ilas, Jumat (21/5) lalu.
Rumah kediaman Wahyu dibangun atas kolaborasi apik berbagai organisasi sosial seperti Yayasan Sayangi Sesama, Komunitas Sayangi Sesama (KS2), Lazismu, Takmir Manis Al Mukhlisin, Yayasan Insan Mulia Pama, Toko Bangunan Yoes Mabuun dengan pihak Dinas Sosial Tabalong, Puskesma Mabuun, Kelurahan Mabuun dan Pemeringahan Kecamatan Murung Pudak.
Menurut Ketua Yayasan Sayangi Sesama, Erlina Effendi Ilas, tempat tinggal Wahyu dibuatkan di atas tanah milik orang tuanya sendiri yang berada beberapa meter dari rumah orang tuanya. Hal ini untuk memudahkan perawatan dan perhatian pihak keluarga kepada penderita ODGJ. Bagaimanapun, penderita ODGJ harus memiliki akses perhatian yang lebih baik dari keluarga.
"Peran keluarga sangat penting buat stabilitas penderita gangguan kejiwaan. Perhatian dan kasih sayang perlahan lahan akan memperbaiki goncangan mental penderita, selain juga dibantu obat-obatan," kelas Erlina Effendi Ilas.
Sementara pihak Dinas Kesehatan Tabalong yang diwakili dr Helda mengatakan peran serta pihak non pemerintah juga sangat berarti dalam penanganan masalah kesehatan mental masyarakat. Puskesmas Mabuun juga memberikan perhatian khusus dalam penyediaan pelayanan pihak keluarga mendapatkan obat untuk ODGJ.
"Kami dalam waktu dekat akan membuat MOU dengan Rumah Sakit Sambang Lihum untuk pasien ODGJ. Saat ini program penanganan ODGJ terus dilakukan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi," jelas dr Heldina.
Wahyu yang sempat dirawat di RS Sambang Lihum kini terus membaik.
Membaiknya Wahyu, juga diamini oleh Kepala Puskesmas Mabuun, Drg Tenry Ariny. Pihak puskes Mabuun hingga saat ini terus memberikan fasilitasi Wahyu untuk mengakses mendapatkan obat khusus ODGJ.
"Sekarang Wahyu kalau jalan keluar rumah sudah ingat pulang ke tempat ini. Saya pernah coba membiarkan pintu tempatnya tinggal saat malam hari. Tapi kemudian Wahyu membetylkan dengan menutup pintu yang terbuka," jelas Sukardi, ayah Wahyu.
Sebelumnya pembuatan rumah tinggal buat Wahyu dilatar belakangi keluarga yang kurang mampu. Ayah Wahyu sangat sangat senang merawat anaknya. Hanya rumahnya tak ada ruang layak buat merawat dan melanjutkan penyembuhan Wahyu.
Wahyu anak yang hilang, terpisah dari ayahnya sejak umur Wahyu 2 tahun. Perceraian orang tua Wahyu sejak kecil awal kisah pilu mereka.
Ayahnya ingin membuat satu ruang layak buat Wahyu di bagian dapur yang lantai papannya pun telah runtuh, lantai WC nya pun amblas.
"Saya ingin perbaiki dapur ini buat Wahyu, tapi saat ini saya tak punya apa-apa. Saya ingin merawat Wahyu, tapi apa daya saya saat ini," ucap ayah Wahyu. Matanya berkaca menahan sedih. (*)
Uploder: Tim Info Publik News