Momen 10 Muharram 1442 hijiriah diisi dengan berkumpul dengan ratusan anak yatim |
Tanjung -IPN-Pimpinan Majelis Zikir Khairul Waritsin, Ustadz Muhammad, Batu Pulut Desa Nawin Kecamatan Haruai, Tabalong menangis di hadapan 200-an anak yatim dan tamu undangan lainnya.
Dia sempat menghentikan sambutannya dalam kegiatan Gebyar 10 Muharram Menyantuni dan Mengusap Kepala Anak Yatim, Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Minggu (29/8).
"Anak-anak yatim hari ini bisa berbahagia. Terima kasih KS2 telah memilih Haruai sebagai tempat kegiatannya. Mudah-mudahan, orang-orang yang berkecukupan rezeki di sekitar anak yatim itu ada, bisa membahagiakan yatim. Jangan sampai kita dicap Allah sebagai pendusta agama," ujar ustadz Muhammad sambil sesenggukan.
Ustadz Muhammad mengutif QS Al Maa'uun ayat 1-7 tentang peringatan Allah kepada orang-orang yang mendustakan agama Allah, yakni orang yang tak peduli pada orang miskin dan anak-anak yatim.
Ketua Panitia Gebyar 10 Muharram, Dra Hayatun Nufus, mengatakan bahwa kegiatan menyantuni anak yatim tersebut dilandasi oleh perintah Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dikemas ke dalam kegiatan yang sudah menjadi tradisi.
"Selaku ketua panitia, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak, seperti masyarakat dan rekan panitia yang bahu membahu mensukseskan kegiatan, termasuk para donatur," jelas Dra Hj Hayatun Nufus yang menjadi Ketua Panitia 10 Muharram KS2.
Ketua Komunitas Sayang Sesama (KS2) Erlina Effendi Ilas menyemangati para anak ayatim. Menurutnya, menjadi yatim dan piatu bukan akhir dari segalanya. Yatim dan piatu bukan alasan anak-anak bangsa Indonesia berhenti menghiasi diri dari ilmu, adab dan akhlak. Justru dalam keadaan yatim dan piatu lah ada teladan yang sempurna dari Nabi Muhammad SAW.
"Kami berharap anak-ayak yang ditakdirkan Allah dalam keadaan yatim dan piatu, teruslah semangat, gantungkan cita-cita setinggi langit dan gapailah dengan keilmuan dan kemuliaan akhlak sehingga Allah ridhoi," katanya menyemangati. (*/Rill)