Tim Ahli Rilis Survei Cyrus Network Riswanda Ph.D saat live streaming atau Daring dengan peserta tentang Penilaian Publik Terhadap RUU Cipta Kerja dan Penanganan Dampak Covid-19 siang tadi. |
Nasional - IPN- Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja saat ini masih pembahasan oleh DPR-RI dianggap sebagai solusi tengah antara kepentingan investasi, UMKM dan kepentingan pekerja.
Hal tersebut terungkap dari hasil survei nasional Cyrus Network 'Penilaian Publik Terhadap RUU Cipta Kerja dan Penanganan Dampak Covid-19' yang dipaparkan secara virtual Senin (27/7/2020) siang ini.
"Secara umum, persepsi terhadap RUU Cipta Kerja cukup baik dengan 69% responden setuju terhadap RUU ini. Bahkan, publik menilai RUU ini merupakan jalan tengah antara kepentingan investasi, UMKM, dan kepentingan pekerja," papar
Riswanda Ph.D yang merupakan pemapar tim ahli dari rilis Survei Cyrus Network.
Dasarnya sambung Riswanda terlihat dari 72% responden yang menilai RUU ini pro investasi, tapi tidak mengabaikan UMKM karena 67% responden juga menilai RUU ini pro terhadap UMKM, dan 64% responden menganggap RUU ini pro terhadap pekerja.
Tingkat pengetahuan responden terkait RUU Cipta Kerja ini juga mencapai angka 20,7% dari total seluruh responden.
"Tercatat, 80% dari responden yang pernah mendengar soal pembahasan RUU Cipta Kerja ini merasa memang perlu ada penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya oleh pemerintah," ungkapnya.
Bahkan, sebanyak 85% responden sadar dan setuju bahwa penciptaan lapangan kerja perlu dilakukan dengan mempermudah syarat masuknya investasi dan pendirian usaha di Indonesia.
"Sebanyak 84% responden juga mendukung penyederhanaan regulasi yang berbelit-belit dan mempersulit investasi. Tercatat, 73% responden juga menganggap tingkat kesulitan memulai usaha di Indonesia cukup tinggi," kata Riswanda.
Peserta |
Hal-hal yang dianggap responden menjadi permasalahan sulitnya investasi dan memulai usaha di Indonesia antara lain adalah produktivitas tenaga kerja yang rendah (60%), skill dan kemampuan tenaga kerja Indonesia yang masih rendah (58%), dan daya saing yang lebih rendah dibanding tenaga kerja asing (57%).
"Lebih jauh lagi, 61% responden menilai RUU Cipta Kerja ini jadi solusi perbaikan ekonomi pasca krisis yang diakibatkan Covid-19 yang melanda Indonesia," kata pengamat kebijakan publik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini.
Cyrus Network melaksanakan survei pada tanggal 16-20 Juli 2020. Bisa dikatakan ini survei tatap muka pertama yang digelar secara nasional setelah Indonesia diserang pandemi Covid-19.
Survei ini mencuplik responden sebanyak 1,230 orang dan tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error dari survei ini sebesar +/- 2,85%. (*/Ril)