#GEOGRAFI KELAS XI - INFO PUBLIK NEWS. Banjir
sebenarnya merupakan peristiwa terbenamnya daratan oleh air yang disebabkan
oleh hal-hal tertentu.
Yang mana air tersebut menggenangi daratan yang tadinya
kering, bahkan merupakan tempat tinggal masyarakat.
Tetapi akhir-akhir ini, fenomena banjir termasuk kategori bencana alam yang merugikan masyarakat dan pemerintak termasuk Indonesia.
Tetapi akhir-akhir ini, fenomena banjir termasuk kategori bencana alam yang merugikan masyarakat dan pemerintak termasuk Indonesia.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi banjir sebenarnya berasal dari dua sisi, yaitu alam
dan manusia sendiri.
Faktor
alam seperti gunung meletus misalnya, yang mengakibatkan banjir lahar.
Sedangkan faktor lainnya seperti penebangan hutan liar misalnya, tak lain merupakan kesalahan dan keserakahan manusia sendiri.
Sedangkan faktor lainnya seperti penebangan hutan liar misalnya, tak lain merupakan kesalahan dan keserakahan manusia sendiri.
Banjir
pada akhir-akhir ini memang akrab sekali dikategorikan sebagai bencana alam
karena merugikan masyarakat. Dari merusak bangunan tempat tinggal, mengganggu
aktivitas sehari-hari hingga mendatangkan penyakit dan mendatangkan korban
jiwa.
Penyakit
yang menjangkit masyarakat karena adanya banjir biasanya disebabkan karena air
banjir sudah terkontaminasi atau tercampur dengan sampah, kotoran hewan dan
juga manusia. Penyakit yang menjadi tren biasanya adalah diare, kolera, tipus,
dan lainnya.
Jenis-Jenis Banjir :
Peristiwa
banjir yang terjadi tentunya bermacam-macam tergantung pada penyebabnya. Oleh
karena itu, terjadinya banjir dilihat dari penyebabnya terbagi menjadi beberapa
jenis, antara lain:
1.Banjir Air
Banjir
air merupakan banjir yang sering sekali terjadi saat ini. Penyebab dari banjir
ini adalah kondisi air yang meluap di beberapa tempat, seperti sungai, danau
maupun selokan. Meluapnya air dari tempat-tempat tersebut yang biasanya menjadi
tempat penampungan dan sirkulasinya membuat daratan yang ada di sekitarnya akan
tergenang air. Banjir ini biasanya terjadi karena hujan yang begitu lama
sehingga sungai, danau maupun selokan tidak lagi cukup untuk menampung semua
air hujan tersebut.
2. Banjir Cileuncang
Banjir
ini sebenarnya hampir sama dengan banjir air. Tetapi banjir cileuncang
ini terjadi karena hujan yang deras dengan debit/aliran air yang begitu besar.
Sedemikian sehingga air hujan yang sangat banyak ini tidak mampu mengalir
melalu saluran air (drainase) sehingga air pun meluap dan menggenangi
daratan.
3. Banjir Rob(Laut Pasang)
Banjir
laut pasang atau dikenal dengan sebutan banjir rob merupakan jenis
banjir yang disebabkan oleh naiknya atau pasangnya air laut sehingga menuju ke
daratan sekitarnya. Banjir jenis ini biasanya sering menimpa pemukiman bahkan
kota-kota yang berada di pinggir laut, seperti daerah Muara Baru di ibukota
Jakarta.
Terjadinya
air pasang ini di laut akan menahan aliran air sungai yang seharusnya menuju ke
laut. Karena tumpukan air sungai tersebutlah yang menyebabkan tanggul jebol dan
air menggenangi daratan.
4. Banjir Bandang
Banjir
bandang merupakan banjir yang tidak hanya membawa air saja tapi
material-material lainnya seperti sampah dan lumpur. Biasanya banjir ini
disebabkan karena bendungan air yang jebol. Sehingga banjir ini memiliki
tingkat bahaya yang lebih tinggi daripada banjir air. Bukan hanya karena
mengangkut material-material lain di dalamnya yang tidak memungkinkan manusia
berenang dengan mudah, tetapi juga arus air yang terdakang sangat deras.
5. Banjir Lahar
Banjir
lahar merupakan jenis banjir yang disebabkan oleh lahar gunung berapi yang
masih aktif saat mengalami erupsi atau meletus.
Dari proses erupsi inilah nantinya gunung akan mengeluarkan lahar dingin yang akan menyebar ke lingkungan sekitarnya. Air dalam sungai akan mengalami pendangkalan sehingga juga akan ikut meluap merendam daratan.
Dari proses erupsi inilah nantinya gunung akan mengeluarkan lahar dingin yang akan menyebar ke lingkungan sekitarnya. Air dalam sungai akan mengalami pendangkalan sehingga juga akan ikut meluap merendam daratan.
6.Banjir Lumpur
Banjir
ini merupakan jenis banjir yang disebabkan oleh lumpur. Salah satu contoh
identic yang masih terjadi sampai saat ini adalah banjir lumpur Lapindo di
Sidoarjo, Jawa Timur.
Banjir lumpur ini hampir menyerupai banjir bandang, tetapi lebih disebabkan karena keluarnya lumpur dari dalam bumi yang kemudian menggenangi daratan.
Tentu lumpur yang keluar dari dalam bumi tersebut berbeda dengan lumpur-lumpur yang ada di permukaan. Hal ini bisa dianalisa dari kandungan yang dimilikinya, seperti gas-gas kimia yang berbahaya.
Banjir lumpur ini hampir menyerupai banjir bandang, tetapi lebih disebabkan karena keluarnya lumpur dari dalam bumi yang kemudian menggenangi daratan.
Tentu lumpur yang keluar dari dalam bumi tersebut berbeda dengan lumpur-lumpur yang ada di permukaan. Hal ini bisa dianalisa dari kandungan yang dimilikinya, seperti gas-gas kimia yang berbahaya.
Penyebab Banjir
Secara
umum, beberapa penyebab terjadinya banjir, antara lain:
1. Air sungai yang meluap
Meluapnya
air sungai yang terjadi merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan
terjadinya banjir. Meluapnya air sungai ini bisa saja disebabkan karena adanya
pengendapan di dasar sungai.
Endapan yang terjadi bisa disebabkan karena turunnya hujan dalam waktu yang cukup lama sehingga sungai kehilangan daya tampung terhadap air tersebut. Selainnya itu, bisa juga disebabkan karena adanya penyempitan permukaan aliran sangai sehingga air yang mengalir semakin terbatas.
Endapan yang terjadi bisa disebabkan karena turunnya hujan dalam waktu yang cukup lama sehingga sungai kehilangan daya tampung terhadap air tersebut. Selainnya itu, bisa juga disebabkan karena adanya penyempitan permukaan aliran sangai sehingga air yang mengalir semakin terbatas.
2. Banjir yang terjadi di muara
Banjir
ini terjadi di bagian muara yang biasanya disebabkan oleh perubahan cuaca. Di
mana pada keadaan tersebut terjadi proses naiknya/pasangnya air laut yang
terkadang memancing terjadinya badai di lautan. Faktor badai inilah yang
menjadi penyebab utama terjadinya banjir di kawasan muara. Badai tersebut
biasanya adalah badai jenis siklon tropis atau siklon ekstratropis.
3. Bencana alam
Banjir
juga bisa terjadi karena adanya bencana alam. Sehingga banjir ini biasanya akan
datang secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi sebelumnya. Bencana alam yang
bisa saja menyebabkan terjadinya banjir ini, antara lain gempa bumi, gunung
meletus hingga menyebabkan banjir lahar maupun karena adanya tanggul yang
jebol, seperti yang terjadi pada tahun 2009 di Situ Gintung.
4. Air laut yang meluap
Meluapnya
air laut yang terjadi sehingga menyebabkan banjir biasanya terjadi karena ada
beberapa faktor yang mendahuluinya terlebih dahulu. Contohnya dengan adanya
pasang air laut sehingga air laut tersebut meluap ke daratan yang ada di
sekitarnya, adanya gempa bumi sehingga menyebabkan tsunami, seperti yang
terjadi di Aceh, dan berbagai kejadian lainnya, seperti badai.
Ada
dua peristiwa yang terjadi sehingga menyebabkan air laut meluap dari terjadi
tingginya air pasang (spring tide), antara lain:
Pengaruh perigee
dan apogee
Suatu
kekuatan gravitasi sebuah benda selalu ditentukan oleh jarak. Begitu pula gaya
gravitasi bulan, besar gravitasinya bergantung pada jarak dari bulan (orbit
bulan) ke pusat inti bumi.
Di mana jarak antara bulan dan bumi selalu berubah karena orbit bulan yang berbentuk elips.
Jarak terjauh antara bulan dan pusat bumi saat melakukan revolusi mengelilingi bumi pada orbitnya inilah yang disebut apogee.
Sedangkan jarak terdekatnya yang disebut perigee.
Di mana jarak antara bulan dan bumi selalu berubah karena orbit bulan yang berbentuk elips.
Jarak terjauh antara bulan dan pusat bumi saat melakukan revolusi mengelilingi bumi pada orbitnya inilah yang disebut apogee.
Sedangkan jarak terdekatnya yang disebut perigee.
Ketika
posisi bulan berada di titik perigee, maka efek gaya gravitasi bulan di
bumi akan sangat besar. Sebaliknya, ketika posisi bulan berada di titik apogee,
maka efek gaya gravitasi bulan di bumiakan sangat kecil.
Sedangkan apabila kondisi perigee tersebut bersamaan dengan situasi bulan dan matahari berada dalam keadaan satu garis lurus, maka akan terjadi pembentukan pasang laut yang sangat tinggi, yang disebut perigean spring tide.
Sedangkan apabila kondisi perigee tersebut bersamaan dengan situasi bulan dan matahari berada dalam keadaan satu garis lurus, maka akan terjadi pembentukan pasang laut yang sangat tinggi, yang disebut perigean spring tide.
Inilah
mengapa pasang laut yang sangat berbahaya bagi warga yang bermukim di sekitar laut.
Apalagi saat kejadian tersebut juga diiringi dengan tiupan angina kencang yang
cukup lama, maka bisa saja terjadi gelombang pasang, yang semakin memperparah
suasana.
Prediksi
terjadinya perigee dan apogee yang berulang dalam 28 hari, akan
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan bulan untuk kembali pada posisi/titik
semula (360o). Kemunculan perigee dan apogee dalam
bulan-bulan selama setahun akan berbeda beda. Hal ini dikarenakan waktu
revolusi bulan tidak sama waktunya dengan satu bulan dalam tahun atau kalender
Masehi.
Pengaruh inklinasi
(tetap) orbit bulan dan sumbu bumi
Faktor
lainnya adalah apakah kawasan tersebut berada tepat di bawah lintasan bulan
atau tidak. Di mana orbit bulan selalu tetap atau ber-inklinasi terhadap
bidang orbit bumi dengan besar sudut 5o8’. Oleh sebab itu, suatu
waktu bulan akan berada tepat di bidang orbit bumi ketika sedang berevolusi.
5. Rusaknya hutan
Sebagaimana
kita ketahui bahwa hutan memiliki sifat vital sebagai tempat resapan air
terbesar yang bisa diandalkan di muka bumi. Hujan yang mampu menyerap air tanah
sehingga menjadi cadangan juga bagi manusia yang dialirkan melalui air tanah
sangatlah penting untuk tetap dijaga keberlangsungannya.
Apabila
hutan sudah rusak ataupun dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,
tentu tidak aka nada lagi yang mampu untuk melakukan resapan air dalam jumlah
besar dan mampu menyimpannya sebagai cadangan kebutuhan air. Dengan kondisi
gundulnya hutan, maka peristiwa banjir tidak akan bisa terelakkan terutama di
kawasan perkotaan yang sudah sangat jarang pepohonan.
6.Lumpur
Lumpur
bisa saja menjadi penyebab terjadinya banjir karena adanya endapan yang
menumpuk pada kawasan pertanian. Sehingga memicu sedimen yang terkumpul dalam
endapan tersebut untuk terpisah dan larut dalam air yang bisa menjadi
penumpukan di dasar sungai.
Hal
ini bisa kita lihat apabila terjadi banjir akibat sungai yang meluap, di mana
air membawa partikel lumpur di dalamnya.
Penyebab
lainnya bisa saja karena paksaan manusia untuk mengeluarkan lumpur dari dalam
perut bumi melalui proses pengeboran yang berlebihan, seperti banjir lumpur
lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Yang mana peristiwa tersebut sejatinya terjadi
karena adanya kesalahan manusia atau faktor human error.
7.Perilaku manusia
Perilaku
manusia inilah yang sering kali menjadi faktor dominan penyebab banjir yang
terjadi di masyarakat saat ini. Perilaku tersebut dimulai dengan kebiasaan
buruk yang membuang sampah sembarangan terutama di sungai sehingga menghambat
laju aliran airnya, kemudian terjadi luapan air menuju daratan.
Perilaku
lainnya yang memprihatinkan hingga saat ini adalah menebang hutan sembarangan
sehingga hutan-hutan menjadi gundul dan tidak ada lagi yang memiliki kemampuan
untuk melakukan resapan air dalam jumlah besar serta menyimpannya sebagai
cadangan ketersediaan air di muka bumi.
8. Perubahan iklim dan cuaca yang
ekstrim (tak tentu)
Perubahan
iklim dan cuaca yang tak
menentu juga bisa menjadi faktor yang tidak akan terduga, terutama dalam
kondiri saat ini. Curah hujan yang berlebihan bisa saja akan menyebabkan banjir
meskipun tempat yang dihujani sudah memiliki kemampuan yang cukup mumpuni untuk
melakukan resapan air.
Sebaliknya,
apabila yang terjadi adalah kemarau berkepanjangan, maka justru ketersediaan
air akan kurang bahkan menimbulkan kekeringan. Apalagi di tengah isu global
warning yang semakin marak seperti saat ini.
9.Saluran air (drainase) yang
buruk
Saluran
air atau drainase merupakan tempat untuk mengalirnya aliran air. Saluran
air yang buruk tentunya akan menghambat mengalirnya air sebagaimana mestinya.
Sedemikian sehingga saat hujan turun atau limpahan air yang datang dari suatu
tempat akan terhambat proses mengalirnya.
Oleh
karena itu, saluran drainase harus dalam kondisi baik dan rutin
dibersihkan hingga tidak terjadi sumbatan.
10.Penyebab lainnya
Penyebab
lain yang dapat memicu terjadinya banjir adalah ketika terjadi luapan air di
kawasan kedap air, dalam artian kawasan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk
menyerap air dalam waktu singkat.
Kejadian
ini biasanya banyak terjadi ke kawasan perkotaan yang hampir semua dasar
tanahnya sudah memakai aspal dan beton. Pemukiman modern ala perkotaan yang
alas tanahnya sudah disulap menjadi paving-paving cantik dengan berbagai macam
motif sehingga menyisakan kawasan pertanahan yang sangat sedikit sekali.
Selain
itu juga bisa disebabkan karena terjadinya badai menuju arah yang sama dan
pembangunan bendungan yang sembarangan tanpa memperhitungkan keadaan
sekitarnya, yang mungkin padat pemukiman. Sehingga apabila air dalam bendungan
meluap akan mengenai pemukiman tersebut.
Cara Mengantisipasi dan Mengatasi Banjir
Peristiwa
banjir yang identik dengan sebutan bencana tentunya memerlukan perhatian serius
untuk bisa diantisipasi dan diatasi apabila telah terjadi.
Beberapa
langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan mengatasi terjadinya
banjir sehingga mampu meminimalisir kejadian ataupun dampak yang ditimbulkan,
antara lain:
1.Penanaman dan pengubahan mindset
atau pola pikir, sikap atau tingkah laku serta aspek spiritual manusia untuk
lebih menghargai alam
Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa ilmu alam merupakan ilmu pasti, meskipun kita enggan
untuk benar-benar mengakui dan menyadari fakta tersebut. Alam sebagai ilmu
pasti tidak akan mengenal akan istilah basa-basi.
Sebagaimana
kita pelajari bahwa rumus dalam ilmu alam sendiri sangatlah jelas atau tidak
bertele-tele. Berbeda dengan manusia yang penuh dengan retorika atau
karang-mengarang yang hanya mencari menangnya sendiri. Sebagaimana contoh bahwa
alam itu pasti dan jelas adalah struktur yang tersusun pada orbit planet di
tata surya. Semuanya pasti dan jelas, jauh dari retorika.
Matahari
contohnya, dia bergerak sesuai hukumnya yang pasti di alam sebagai salah satu
penopang kehidupan makhluk hidup. Hukum alam yang telah kita ketahui juga,
berupa hukum sebab akibat, timbal balik, dan gravitasi atau tarik-menarik.
Sedemikian
sehingga manusia sudah sepatutnya untuk sadar dan lebih menghargai alam dengan
cara merawat dan menjaganya dengan baik, bukan malah merusak alam itu
sejadi-jadinya. Seperti saat ini, di mana illegal logging (penebangan
hutan secara liar) maupun pembakaran hutan semaunya sendiri sedang merajalela.
Jadi,
apabila tidak ingin mengalami bencana banjir, janganlah membuang sampah sembarangan,
membabat dan membakar hujan semaunya.
Namun
cobalah untuk mulai merawat alam itu sendiri dengan cara, seperti reboisasi
sehingga alam yang kita tinggali ini memiliki kemampuan untuk melakukan resapan
air dan menyimpan cadangan ketersediannya sebagai kebutuhan hidup.
Ajarkan
perilaku tersebut sejak dini, lalu berlakukan untuk semua kalangan, mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa.
2. Pembuatan lubang biopori
Lubang
biopori merupakan lubang yang dibuat di sekitar tempat tinggal kita.
Dengan kata lain, lubang ini merupakan lubang resapan air yang berada di
lingkungan sekitar. Lubang ini nantinya bisa diproyeksikan menjadi reservoir
(sumur) dan resapan alam.
Dan
juga memungkinkan mikroba tanah atau makhluk kecil yang ada di dalam
tanah ikut membantu melakukan resapan air yang menggenang di atasnya secara
alami.
3.Menyediakan rumah siaga banjir
Penyediaan
rumah siaga banjir ini dimaksudkan sebagai tempat penampungan atau pengungsian
saat banjir terjadi. Pengadaan rumah siaga banjir ini bisa dilakukan oleh
kelompok masyarakat secara swadaya maupun bekerjasama dengan perangkat
pemerintahan setempat, seperti kelurahan dan bupati. Hal-hal yang bisa
dikoordinasi dengan adanya rumah siaga ini, berupa bahan makanan, pakaian,
obat-obatan, komunikasi, evakuasi hingga ketersedian air bersih.
4. Manajemen (pengaturan) hulu dan hilir
sungai
Mengapa
sungai? Karena sungai merupakan salah satu organ vital yang berfungsi sebagai
tempat mengalirnya air menuju muara hingga berakhir di lautan. Manajemen ini
memang memerlukan usaha yang ekstra karena hasil yang maksimal hanya akan
diperoleh apabila masyarakat dan pemerintah setempat mau bekerjasama, sekaligus
mencanangkan antisipasi yang akan dilakukan saat banjir terjadi.
Salah
satu yang bisa dilakukan ialah dengan cara menerapkan sistem ramah lingkungan
pada sungai yang ada di tempat tersebut, seperti melakukan konservasi air pada
sungai.
5. Memfungsikan sungai, selokan maupun
saluran drainase sebagaimana mestinya
Artinya
sungai, selokan maupun saluran drainase tidak dijadikan sebagai tempat
pembungan sampah yang nantinya akan mengganggu jalannya aliran air yang
mengalir atau tersumbat.
Apabila
terjadi sumbatan, sudah tentu aliran air akan terhambat sehingga alir yang
tidak bisa mengalir akan meluber ke lingkungan sekitarnya.
6.Melarang pembangunan rumah di
dekat-dekat sungai
Membangun
rumah di dekat-dekat sungai tentunya akan merusak tatanan lingkungan dan juga
bisa merusak struktur tanah yang ada di dekat sungai. Hal ini bisa berakibat
proses resapan air tidak berjalan maksimal.
7.Reboisasi dan anti illegal logging
Reboisasi atau penanaman
pohon kembali patut dilakukan bahkan digalakkan, mengingat hutan-hutan yang ada
sudah mulai habis terbabat ulah tangan manusia yang tidak bertanggungjawab dan
bertindak semaunya sendiri.
Aksi
ini juga harus lebih di-intens-kan atau lebih digalakkan di kawasan perkotaan,
menilik di kota-kota besar sudah jarang sekali pepohonan yang tumbuh sehingga
proses penyerapan airnya kurang baik dan udara juga terasa lebih panas dan
tidak heran apabila pusat kota, seperti ibukota Jakarta selalu mengalami
kebanjiran bahkan sudah menjadi musiman setiap tahunnya.
Di
samping itu, larangan terhadap tindakan illegal logging(penebangan liar)
harus sangat ditegakkan dan ditegaskan oleh pihak pemerintah sebagai armada
negara.Sanksi atau hukuman yang diberlakukan harus benar-benar jelas dan
berjalan dengan adil sesuai peraturan hukum yang berlaku.
Oleh
karena itu, perlu ditekankan sekali lagi bahwa sejatinya bencana banjir yang
terjadi mayoritas disebabkan olah tangan manusia. Sedemikian sehingga cara yang
paling efektif untuk mencegah maupun mengatasi semua jenis banjir yang ada
adalah mulai sadar dan lebih menghargai alam atau lingkungan sekitar, dimulai
dari diri sendiri kemudian orang lain yang nantinya harus saling mengingatkan
satu sama lainnya.
Gotong-royong
antara sesama anggota masyarakat terhadap kepekaan atau kepedulian antar sesama
juga harus ditanamkan dan dibuktikan dengan tindakan, seperti saling
menghormarti dan tolong-menolong.
Apabila
sikap ini sudah berhasil tumbuh dan benar-benar dilakukan dalam masyarakat,
maka kerjasama antar orang/individu dalam masyarakat akan semakin baik. Dan
apabila kerjasama sudah baik, maka masalah seperti banjir pun akan mudah untuk
di atasi secara bersama-sama.
Maka
dari itu, mari kita sadar akan kondisi ini dan mulailah untuk lebih menghargai
alam dengan cara merawat supaya tetap lestari dan tidak merusaknya sehingga
bisa berakibat bencana yang tidak diinginkan, seperti banjir. Bukan hanya tidak
diinginkan saja, tetapi agar tidak dirugikan pula bahkan sampai merenggut
nyawa.
Terima kasih anda sudah membaca materi ini , silahkan isi absen online dengan klik tautan berikut ini : ABSEN KELAS XI IIS
Terima kasih anda sudah membaca materi ini , silahkan isi absen online dengan klik tautan berikut ini : ABSEN KELAS XI IIS