AFF Cup U-18 - Info Publik News. Timnas Indonesia
U-18 gagal mempersembahkan kado Kemerdekaan Republik RI Ke 74 usai dijegal
Malaysia dengan skor 3-4 di Semifinal
Piala AFF U-18 di Stadion Binh Duong ,Vietnam,
Sabtu (17/08) malam.
Ketua tim bertarung ketat dilapangan becek
akibat hujan dimana Malaysia mampu unggul dimenit 19 ketika Mohd
Aiman Alif Alfizul meneruskan
bola tendangan bebas Muhammad Fakrul Naszari.
Tertinggal , Bagus dan kawan-kawan langsung
meningkatkan serangan dan membuat Malaysia bermain defensif. Hasilnya jelang turun minum Bagus
sukses mengirim bola yang diselesaikan Beckham Nugraha dari jarak dekat.
Malaysia kembali unggul lewat serangan balik
yang cepat , dari jarak 25 meter Lukman Halim Shamsudin melepaskan tembakan
yang tidak mampu diantisipasi kiper Timnas U-18. Ernando.
Indonesia pun tersengat dengan sukses mencetak
dua gol balasan lewat Muhammad Fajar Rachman pada menit 80 ketika ia
menyelinap melewati penjaga Malaysia Sikh Izan Sikh Azman.
Dua menit kemudian, sebuah serangan cepat membuat Bayu Fikri membaut Indonesia unggul 3-2.
Namun keunggulan Timnas U-18 tak bertahan lama
, dimenit 84 pelangggaran Alfeandra Dewangga Santosa memberi penalti kepada Malaysia yang sukses dieksekusi Harith Haikal.
Namun sayang aksi Bagus masih berjuang diwaktu sisa gagal menghasilkan gol dimana tembakannya
hanya membentur sisi jaring untuk kesekian kalinya.
Skor imbang 3-3 diwaktu normal membuat pertandingan
belanjut ke ekstra time, sayang sebuah set piece tendangan bebas di menit 99
sukses dimanfaatkan Harith Haikal Adam Afkar yang tak terkawal.
Tendangan bebas sendiri cukup kontroversial,
sebab dalam duel Alfeandro
Dewangga dengan pemain Malaysia terjadi beberapa kali dorongan dan tekel kepada
Dewa yang dibiarkan wasit. Justru saat
Dewa terjatuh dan mengenai kaki pemain Malaysia yang langsung berbuah tendangan
bebas dan Dewa pun mendapat perawatan dilapangan.
Selanjutnya
Malaysia hanya bertahan dimana Timnas U-18 banyak memiliki peluang emas yang
gagal menyamakan skor.
Pelatih Timnas
U-18 Fakhri Husaini mengakui bahwa Malaysia menang karena mendapatkan momen
diuntungkan, khususnya saat gol keempat.
“Kami kehilangan
banyak peluang, konsentrasi pemain juga mulai berkurang, gol keempat tadi
terjadi saat kami harus kehilangan Dewa (Alfeandro Dewangga,red) yang sedang
menerima perawatan di tepi lapangan dan kami bermain dengan sepuluh pemain,”
kata Fakhri.
Menurut dia,
kekurangan satu pemain karena harus dirawat di pinggir lapangan, membuat
permainan timnya sedikit terpengaruh. Alhasil, momentum untuk bisa kembali
unggul karena sudah dominan menekan lawan, hilang.
“Kondisi tanpa
Dewa sangat mempengaruhi sedikit permainan kami. Kami kehilangan momentum, dan
mereka kurang sedikit bersabar dalam memanfaatkan peluang,” ungkap Fakhri.
Meski gagal ke
final, Fakhri tetap memuji dan angkat topi dengan perjuangan para pemainnya.
Bagi dia, sampai ke semifinal bukanlah hal yang mudah.
“Saya salut dan
memuji perjuangan serta kerja keras mereka sejauh ini. Untuk sampai semifinal,
saya rasa bukan tanpa perjuangan,” tegas Fakhri.
Selanjutnya
Garuda Nusantara akan berlaga pada Perebutan tempat ketiga melawan Myanmar yang
kalah 1-2 dari Australia pada Senin (19/08/2019) pukul 16.30 WIB.
Editor : Paulo