Salah satu bentuk advokasi pembinaan pembuatan kain sasirangan yang dilaksanakan SMK Negeri Babirik di Desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan |
- Try B (Belajar, Berkarya dan Berwirausaha)
AMUNTAI - Info Publik News - Melalui Program Lapak Budaya dan Program Kolaborasi Komunitas SMK Negeri Babirik, Sekolah kejuruan yang terletak di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) terus melakukan inovasi salah satunya pembuatan sasirangan termasuk melakukan pemasaran.
Sukses dengan program tersebut , SMK Negeri Babirik kini melakukan kolaborasi dengan organisasi seperti TP PKK, Dekranasda dan BUMN seperti Bank BRI di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Bentuk kegiatan mulai advokasi pada masyarakat tentang pelestarian kain sasirangan sampai dengan pelatihan dan pemasaran kain olahan khas Banjar yang memiliki aneka corak warna warni tersebut.
Disamping hal ini merupakan Action Plan Spafa Culture Development in School Yang merupakan tindak lanjut Keikutsertaan Kepala SMK Babirik Hery Fitriady dalam event Seameo College: School Leadership and Supervisory Programs di Seameo Bangkok Thailand pada bulan Maret 2019 tadi.
"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi Sekolah dalam menguasai keterampilan, wawasan dan pengetahuan Abad 21 dan daya Saing dalam menyokong Era Industri 4.0," kata Hery pada media ini.
Maka dari itu dihadirkan Lapak Budaya “Selempang Sasirangan Saudagar Milenial” lanjur Hery bertujuan untuk menjadikan pusat didiknya sebagai tempat mengembangkan praktik kewirausahaan berbasis budaya lokal. Upaya yang telah dilakukan yaitu melalui pembuatan produk budaya lokal berupa kain sasirangan melalui proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, terang Kepsek segudang prestasi itu.
"Hal ini kami lakukan dengan alasan untuk turut menjaga bentuk budaya lokal yang khas dan menumbuhkan rasa memiliki siswa terhadap warisan budaya lokal, serta menumbuhkan kembangkan motivasi bahwa nilai budaya lokal akan meningkat bila terpelihara dengan baik, sehingga memiliki nilai komersial untuk meningkatkan kesejahteraan, yang pada gilirannya akan menumbuhkembangkan rasa kebanggaan, harga diri dan percaya diri yang kuat," cetusnya.
Teknik pencelupan kain |
Pelaksanaan Program Lapak Budaya “Selempang Sasirangan Saudagar Milenial” berhasil direalisasikan strategi aksi: 1) Belajar, yaitu upaya yang berkaitan dengan kegiatan intrakurikuler, dengan cara mengenalkan entitas budaya lokal berupa kain sasirangan dengan mengintegrasikannya ke dalam mata pelajaran Produktif Busana Butik dan mata pelajaran Kewirausahaan.
2) Berkarya, yaitu upaya yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler, dengan cara membuat berbagai produk mode/fesyen berbahan dasar kain sasirangan; dan 3) Berwirausaha, yaitu upaya yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran produk mode/fesyen yang telah dibuat, dengan cara mengenalkan sekaligus memasarkan produk produk melalui pameran, pemasaran online dengan memanfaatkan media sosial Instagram, dan membuka gerai di sekolah, sebutnya.
Keberhasilan ini didukung oleh penyelenggaraan Unit Produksi (UP) Karra Byesemik yang telah mendayagunakan secara optimal seluruh bentuk modal di sekolah dan tidak melepaskan diri dari program atau kurikulum yang ada. Proses pembelajaran praktik diselaraskan dengan kepentingan produksi pada UP Karra Byesemik agar tidak menyimpang dari kurikulum.
Demikian juga pada kegiatan produksi, sehingga pembelajaran yang membutuhkan keterampilan, ketelitian, serta akurasi dapat sesuai dengan standar produksi sebagaimana halnya tuntutan di standar industri. Manfaat telah diperoleh dengan sistem ini adalah tercapainya tujuan sekolah dalam membekali keterampilan bagi peserta didik dan berjalannya kegiatan UP Karra Byesemik sebagai suatu usaha profesional.
Nyimak instruktur |
Peluang untuk berwirausaha di era digital telah dimanfaatkan, dengan alasan jika peluang tersebut diambil maka pada hakekatnya peserta didik tersebut telah berhasil merubah mindset dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Kemampuan dalam berwirausaha di era digital adalah bentuk upaya menyiapkan diri mereka menjadi entrepreneur yang melek teknologi (saudagar milenial).
Selanjutnya Program Kolaborasi Komunitas
Program Kolaborasi Komunitas SMK Negeri Babirik adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi dengan beberapa elemen yang terkait baik individu, komunitas dan/atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat.
Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi komunitas ini adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, serta berbasis masyarakat.
Program Kolaborasi Komunitas SMK Negeri Babirik yang sudah berjalan dari bulan Januari sampai bulan Juli 2019, yaitu:
- Pelatihan Pembuatan Kain Sasirangan bagi Kader Desa di Kecamatan Babirik
- Mitra Kolaborasi: Tim Penggerak PKK Kecamatan Babirik, Kepala Desa: Babirik Hulu, Babirik Hilir, dan Murung Kupang.
- Peran Unsur Sekolah yang terlibat: Guru Tata Busana sebagai Fasilitator, Peserta didik Tata Busana sebagai Fasilitator, dan Karyawan UP Karra Byesemik sebagai Fasilitator.
- Sasaran/Peserta: Kader Desa: Babirik Hulu, Babirik Hilir, dan Murung Kupang.
- Pembiayaan: Tim Penggerak PKK Kecamatan Babirik. "Alhamdulillah program ini mendapat sambutan baik dan respon positif dari Ketua TP PKK HSU Hj Anisah Rasyidah yang juga mitra di Dekranasda dalam urusan pengenalan berupa promosi," terang Hery.
Kerjasama Program Pendampingan Unit Produksi Sekolah dengan Rumah Kreatif BUMN Hulu Sungai Utara.
Mitra Kolaborasi sendiri ungkapnya, Rumah Kreatif BUMN Hulu Sungai Utara. Peran Unsur Sekolah yang terlibat: Kepala Sekolah sebagai Pihak penandatangan Naskah Kerjasama dan UP Karra_byesemik sebagai UKM binaan. Sasaran/Peserta: UP Karra Byesemik. Pembiayaan: SMK Negeri Babirik dan/atau Rumah Kreatif BUMN Hulu Sungai Utara. Termasuk bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut, tandasnya. (*)
Penulis : Awi
Editor : Del