Oleh: Kadarisman
Praktisi & Konsultan PFH Healing SEFT
Di Tanjung, Tabalong
- Spritual Emotional Freedom Technique (SEFT) adalah sebuah tekhnik penyembuhan berbasis pendekatan spiritual. Tekhnik ini sederhana, namun sangat efektif dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik sakit fisik dan psikis. So simple so power full. Dengan menitik beratkan pada spiritualitas, Ahmad Faiz Zainudin penemu SEFT berhasil mengkolaborasikan esensi dari 15 tekhnik terapi yang selama ini dikenal di dunia.
Tekhnik tetapi yang diadopsi dalam SEFT meliputi Ericksonian Hypnosis yang dikenalkan Milton Erickson, Provokative Terapy dari Frank Farrely, Suggestion and Affairmation yg dikenalkan William James, Wallace Wattles dalam Creative Visualization, Herbert Benson, Fritz Peris, founder EFT Gary Craig yang mengenalkan Energy psikologi, Larry Dossey dengan Powerful Prayer dan Loving Kindness Therapy oleh Dhacer Keltner
15 tekhnik terapi tersebut kemudian diekstrak menjadi satu ke dalam SEFT. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam hal terapi kemudian menjadikan Allah Yang Maha Esa sebagai sumber kesembuhan sebagaimana nilai manusiawi yang tertanam dalam otak bawah sadar setiap manusia. Spiritualitas menjadi puncak penemuan dalam rahasia penyembuhan yang tercepat, murah dan sederhana.
Penemuan-penemuan tersebut kemudian sangat relevan dengan kandungan Al Qur'an . Misal di As Asyura ayat 30 yang menjelaskan musibah dan sakit manusia akibat dari perbuatannya manusia itu sendiri, buah pikiran, buah emosi atau buah tanganya.
Di dalam perkembangan medis kemudian ditemukan bahwa 70% sakit didasari oleh Emotional atau pikiran yang tidak dikelola secara baik, 20% faktor makanan dan 10% olahraga yang tidak teratur.
Hal ini dikuatkan penelitian oleh Fakultas Kedokteran Universitas San Francisco, bahwa 80% pikiran manusia itu bersifat negatif. Pada sisi lain Jack Camfield dan Max Victor dalam Alladin Factor menyebut manusia menghadapi 60 ribu pikiran setiap harinya. Dengan kata lain, ada 48 ribu pikiran negatif manusia sehari.
Di sinilah pangkal persoalan. Kenapa kemudian sakit dan penyakit begitu mudah menyerang seseorang dengan karakter tertentu. Coba perhatikan sekeliling anda. Perhatikan karakternya dan penyakit yang kemudian diidapnya.
Al Qur'an telah menjawab semua rahasia asal sebab sakit manausia sejak 1400 tahun lebih yang lalu. Bagaimana Islam kemudian memandang penting bahwa seulas senyuman pun disebut sebagai bagian ibadah, bahasa dan ucapan yang baik dikatakan sebagai doa yang baik, dan husnudzon atau sangka baik bagian dari pahala. Bukankah ini dasar-dasar dan tekhnik manusia mengelola pikiran agar berada dalam situasi yang positif di tengah dominasi otak menerima informasi yang negatif.
Islam melarang prasangka karena itu bagian dari dosa. Dapat dilihat pada Qs Al Gujarat ayat 12. "Wahai orang2 yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa."
Hadirkan Allah Sembuhkan Diri
Apapun sakitnya, Insya Allah ada obatnya. Setiap sakit pasti ada cara penyembuhan. Hanya manusia punya kemampuan, terbatas mengungkap rahasia Ilahi. Muncul kemudian, sakit tertentu tak ada obatnya. Padahal, obatnya ada di dalam diri sendiri. Allah, sering menyindir kita dengan ayat, "Apakah kalian tidak menggunakan akal. Apakah kalian tidak berpikir?"
Pada bahasan ini saya ambil contoh tiga jenis penyakit yang berkaitan dengan emosi serupa dan saling terkait dengan pengelolaan emotions di dalam keluarga, seperti diabetes, maag dan ambien.
Perhatikan karakter penderita 3 hal penyakit di atas. Jika didapati kemiripan gejala pemicunya di dalam keluarga atau orang yang anda kenal, maka supaya segera melakukan revolusi mindset.
Pertama, suka nyuruh-nyuruh atau memerintah. Pengin diturutin selalu. Jika tidak, ia akan menyimpan sangkal hati. Atau kemudian, jika sesuatu tak sesuai maunya, dia berdiam diri, tapi sejatinya lagi kesal.
Kedua, suka sekali ngeyel. Jika ada perbincangan di rumah antar keluarga. Ini orang paling suka gak terima. Ngeyel dulu. Kalau bisa dibantah dulu kenapa gak. Terkadang sudah diatur karena menurutnya dia yang paling benar.
Ketiga, ada sesuatu yang membuatnya tertekan, tetapi tak memiliki penyaluran emosi yang baik. Jika sesuatu dinamika dalam hidupnya yang membuatnya tak terima, kesalnya sering dipendam dalam hati. Satu waktu ia merasa tak tahan boleh jadi emosinya meledak-ledak.
Jika suasana pikiran seseorang memiliki kemiripan dari tiga emotions di atas, maka perhatikan, dia sangat potensial diserang diabetes, maag dan ambien.
Jika serius ingin mencegah maka sederhana saja. Pertama kelola emotions. Kedua, jika terlanjur terserang, maka obatnya ada di diri itu sendiri. Sakit itu akan kembali membaik seiring dengan perubahan yang diinginkan dari dalam.
Pahami hakikat sakit. Pahami hakikat penciptaan. Pahami mukjizat suara dalam doa, keyakinan di dalam hati. "Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan. Aku sangat dekat, lebih dekat dari urat leher itu sendiri." Sudahkah kita berdoa? Doa dengan keimanan yang berbisik pada sang pencipta. Rasakan hadirnya di dalam detak jantung dan tarikan nafas.
Ambilah keputusan untuk terpilihnya kekuasaan. Berdamailah dengan diri sendiri, agar sakit tersebut diambil Allah SWT, Dia pemberi sakit yang sejati, dan dia pula penyembuh sebenarnya**