IPN
– Wisata. Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi
Kalimantan Selatan ternyata memiliki
beberapa objek wisata yang mulai dikelola dengan baik sehingga nyaman untuk
dikunjungi.
Selama
ini masyarakat telah mengenal objek Pagat yang menjadi primadona wisata ,
kemudian di desa Haliau terdapat Waterpark Baruh Bunga yang terkenal sebagai
lokasi outbond hingga terus sejauh 600 meter ada Riam Bajandik yang dikenal
dengan arus jeram setinggi mata kaki.
Baca juga : Lagi Viral , Ayo Ke Riam Bajandik
Ternyata
diantara Baruh Bunga dan Riam Bajandik ada suatu objek wisata yang ditengah
hutan yang tak kalah eksotis yakni Gua
Limbuhang Haliau atau oleh warga desa setempat disebut Lubang Haliau berada.
Rute Lokasi Gua Limbuhang
Dari
Barabai hanya berjarak 8 Km tepat nya
setelah objek Wisata Pagat silahkan
terus naik lurus dan pada simpang desa Haliau ( ada Masjid Al Izzah ) silahkan
belok kanan kearah Water Park Baruh Bunga. Dari Baruh Bunga , hanya berjarak kurang lebih 150 meter dimana
ada papan spanduk dan jalan setapak disebelah kanan jalan desa.
Dari
tepi jalan desa , masuk deretan kebun karet
dan pohon besar hingga lokasi gua
tersebut tidak terlalu jauh, hanya diperlukan waktu tempuh tidak sampai 5 menit
.
Gua
Limbuhang Haliau tidak berada di atas tebing batu atau di dataran tinggi,
melainkan di dalam tanah sehingga pengunjung harus menuruni tangga yang terbuat
dari kayu dan bambu.
Dasar
gua berupa hamparan air berwarna biru kehijauan ternyata hampir selebar
lapangan basket.
Suanana
eksotis terlihat ketika cahaya matahari yang menembus dedaunan dari atas mulut
gua, menerpa dinding gua hingga dasar air, menyajikan pemandangan yang memukau.
Belum lagi akar-akar pohon bak ayunan yang menggelayut dari atas hingga hampir
menyentuh air di dasar gua.
Pada
dasar gua, pengelola objek wisata ini juga menyediakan satu perahu karet dengan dua
dayungnya untuk mengitari dasar sungai .
Berswafoto
di antara dinding-dinding dasar gua atau menuju ke bagian tengah dasar gua yang
menjadi tempat akar pohon yang bergelantungan, yang siapapun bisa duduk di
atasnya.
Sebenarnya
gua ini sudah ada sejak zaman dahulu, namun keberadaannya tak banyak diketahui
karena hanya beberapa orang yang berani melintas atau sengaja masuk ke dalam
gua tersebut karena tertutup kelebatan hutan yang ditumbuhi rumput-rumput liar.
Sehingga gua ini dianggap menyeramkan dan menyimpan nuansa mistis.
Tetapi
itu hanyalah mitos setelah masyarakat setempat menemukan dan mengelola dengan
baik sejak bulan Agustus lalu, gua ini telah viral dan ramai dikunjungi dengan tarif
hanya 5.000 rupiah ( sudah termasuk parkir , masuk dan meminjam perahu karet).
Pengunjung
yang datang umumnya mengaku penasaran
dengan bagaimana bentuk dasar gua dengan airnya yang bisa berubah-ubah warna
itu. Tak ketinggalan, berswafoto sambil mengelilingi dasar gua, menggunakan
perahu karet menjadi hal lain yang ingin dinikmati.
Salam #SaveMeratus
Editor : MY &Sumber Foto : Google