IPN – Amuntai. Tiga
tahun silam wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara sempat disinggahi rombongan “Ekspedisi Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure".
Rombongan ini sambil menjelajah juga mengeksplore beberapa destinasi wisata di
kabupaten ini.
Salah satu
destinasi yang diabadikan para anggota ekspedisi ini saat singgah di Amuntai adalah
Kerbau Rawa di desa Bararawa dan Sapala Kecamatan Paminggir , (dulu kec. Danau
Panggang) .
Kerbau
yang bahasa latinnya bubalus bubalis ini berbeda dengan kerbau kebanyakannya
karena kerbau ini hobby berenang dan habitatnya hanya ada dirawa.
Merupakan
keunikan tersendiri menyaksikan kerbau yang beratnya seratus kilo ini berenang
diantara tumbuhan liar dirawa.
Kerbau Rawa ini sangat menarik untuk mereka eksplore karena
terbatasnya lahan kering di Hulu Sungai Utara ditambah terdesaknya luas tanah dengan tanaman kelapa
sawit yang kian merajalela.
Sehingga untuk
berternak kerbau masyarakat tidak mempunyai lahan lagi, ketika terbatasnya
lahan masyarakat memanfaatkan rawa atau danau yang digunakan untuk beternak
kerbau.
Dari sinilah
istilah kerbau rawa, populasi kerbau rawa di Kalimantan saat ini sudah semakin
jarang tetapi masih banyak di daerah Danau
Panggang dan Paminggir - Amuntai.
Berikuti ini
adalah tulisan dari anggota tim ekspedisi , Barry Kusuma.
Kerbau Rawa
Amuntai merupakan hewan ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat Danau Panggang dan Paminggir sebagai mata pencaharian. Daerah
ini sebagian besar rawa dan menyulitkan masyarakat untuk memelihara kerbau,
sehingga rawa disekitarnya inilah dimanfaatkan masyarakat Amuntai dan justru
kerbau rawa ini menjadi objek wisata menarik untuk wisatawan.
Karena keunikan
dari Kerbau Rawa inilah Tim Terios 7 Wonders Wild Borneo datang dan meliput
destinasi ini, kita datang saat malam dan pagi pagi subuh kami sudah bersiap
untuk menaiki perahu klotok untuk melihat kerbau rawa dari dekat.
Jika dari
Banjarmasin atau Bandara Syamsudin Noor, perjalanan ke kota Amuntai memakan
waktu sekitar 4-5 jam, jalan yang dilalui lumayan nyaman dan lancar apabila di
hari biasa.
Dilanjutkan dari
Amuntai menuju Danau Panggang sekitar 2 jam, jalan menuju danau Panggang
tergolong sempit dan sebagian besar pinggir jalan adalah rawa. Semakin
mendekati tempat Kerbau Rawa Amuntai, daerah rawa semakin luas sehingga untuk
perjalanan selanjutnya harus menggunakan perahu untuk bisa sampai ke lokasi dan
melihat langsung kerbau rawa.
Perahu yang bisa
disewa untuk menuju lokasi kerbau rawa terletak di pasar Danau Panggang, disana
terdapat sebuah dermaga kecil tempat perahu dan speedboat beroperasi.
Selama perjalan
menggunakan perahu menuju lokasi kandang Kerbau Rawa Amuntai, anda akan
disuguhi pemandangan rawa yang ditumbuhi tanaman enceng gondok dan rumah
panggung milik warga perkampungan yang berjejer diatas rawa.
Setiap rumah
dihubungkan dengan jembatan kecil terbuat dari kayu yang tersusun rapi, ini
memudahkan untuk akses jalan. Terdapat dataran kering diantara rawa, oleh
masyarakat sekitar biasanya digunakan untuk kandang kerbau.
Kerbau Rawa
Amuntai memiliki sedikit perbedaan dengan kerbau darat, yaitu pada tanduk dan
warna kulit. Kerbau Rawa memiliki tanduk yang lebih panjang dan berwarna abu-
abu agak coklat, hal ini akibat seringnya berendam di air rawa yang berlumpur.
Setiap pagi, kerbau tersebut akan dilepaskan dan sore hari akan dimasukkan
kembali ke kandang. Peternak kerbau hanya perlu menggembala dari atas perahu
atau jukung (sebutan khas Banjar).
Jika anda berasal
dari luar daerah , sebaiknya gunakan jasa pemandu wisata yang asli orang
setempat. Selain memudahkan menuju lokasi, juga sangat membantu ketika mencari
lokasi kandang kerbau rawa ini.
Datanglah pada
waktu pagi hari karena pada saat pagi kerbau kerbau ini keluar dari kandang dan
sore hari jika memungkinkan, karena sore hari adalah saat dimana kerbau masuk
ke kandang sehingga kita bisa melihatnya lebih leluasa dan pemandangan sore
hari saat dirawa sangat indah. Jangan lupa membawa kamera untuk memotret
pemandangan dan kerbau serta moment saat anda berwisata.