IPN – Jakarta. Rencana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
(BPIH) 1440H/2019M mulai dibahas oleh Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (08/11/2018). Pembahasan BPIH
dilakukan secara menyeluruh, mulai dari kuota, layanan akomodasi di Makkah dan
Madinah, biaya tiket pesawat, katering, serta transportasi. Termasuk juga
fasilitas koper dan tas jinjing (handbag) yang akan diberikan kepada jemaah.
Menteri Agama (Menag)
Lukman Hakim Saifuddin juga
menggaris bawahi sejumlah hal, antara lain terkait dengan fasilitas pendingin
tenda di Arafah, apakah akan menggunakan kipas angin, ataukah AC. Juga terkait
dengan koper jemaah. Menag minta koper tahun depan lebih baik lagi.
“Kapasitas koper
agar lebih besar dari tahun lalu dan bahannya lebih kuat. Untuk tas jinjing
agar dibuat lebih fleksible,” ujarnya.
“Buku manasik agar
lebih cepat didistribusikan oleh Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH. Jangan
terlambat,” tandasnya.
Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa rancangan ini masih bersifat tentatif. Tim Ditjen PHU akan melakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan biaya setiap komponennya. Menurut Menag, tim Ditjen PHU juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji dalam proses penyusunan ini.
Pada rapat pembahasan
yang dipimpin Menteri Agama (Menag)
ini dihadiri oleh dihadiri oleh
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, Sesditjen Ramadhan Harisman,
Direktur Pengelolaan Dana Haji Maman Fathurahman, Direktur Pelayanan Haji Luar
Negeri Sri Ilham Lubis, Direktur Pelayanan Haji dalam Negeri Muhajirin Yanis,
Direktur Bina Haji Khoirizi, dan Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi
Hatim.
BPIH ditargetkan
selesai pada akhir Desember 2018 atau Januari 2019. Sebelumnya, Menag Lukman
dijadwalkan akan bertolak ke Arab Saudi untuk membahas kesiapan haji dengan
Kementerian Haji Arab Saudi dan Muassasah.