IPN – Jakarta. Kubu pasangan calon
presiden nomor urut 02 Prabowo – Sandiaga memutuskanuntuk memboikot sementara
Metro TV. Pemboikotan kepada Metro TV
sebelumnya disampaikan oleh dua juru bicara Badan Pemenangan Nasional
Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean dan Ferry Juliantono.
Ferry mengatakan Badan Pemenangan
Prabowo - Sandiaga memboikot lantaran menilai Metro TV kerap membuat
pemberitaan dan wawancara yang menyudutkan pasangan calon nomor urut 02 itu.
Ferry Juliantono sebelumnya mengeluhkan
tim Metro TV yang mengabaikan usulan Badan Pemenangan Prabowo – Sandiaga terkait
narasumber yang akan diundang wawancara
ke suatu program. Namun pihak stasiun televisi, ujar Ferry, malah mengundang
narasumber lain. "Kiranya ada nama yang kami sudah usulkan untuk mewakili
paslon kami, tapi Metro tetap mengundang orang lain," ujarnya.
Ferry mengklaim banyak tayangan
pemberitaan dan wawancara Metro TV yang menyudutkan Prabowo-Sandiaga. Namun,
dia tak merinci tayangan mana saja yang dinilai merugikan pasangan calon
presiden-wakil presiden nomor urut 02 itu. "Ada banyak," kata Ferry.
Sementara dikutip dari Tempo , Pemimpin Redaksi Metro TV
Don Bosco Selamun mengatakan Badan Pemenangan Nasional Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno memang berhak memboikot medianya. Namun, Don Bosco
menyesalkan jika pemboikotan itu benar terjadi.
Namun meski diboikot, kata Don Bosco,
Metro TV akan tetap meliput dan memberitakan fakta maupun peristiwa yang
terjadi di kubu Prabowo-Sandiaga. Dia berujar publik berhak mengetahui segala
informasi yang terjadi di kubu Prabowo-Sandiaga. "Dan tentu mengkritisi
berbagai hal yang terjadi," kata Don Bosco, Senin (05/11/2018).
Don Bosco juga mempertanyakan
tayangan-tayangan yang dipermasalahkan Badan Pemenangan Prabowo - Sandiaga. Dia
berujar sejak perencanaan hingga penayangan, program-program di Metro TV menghadirkan
narasumber yang berimbang dari kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun
Prabowo-Sandiaga.
Don Bosco juga mempersilakan tim Prabowo membuka kembali
tayangan-tayangan talkshow politik Metro TV, seperti Opini Dua Sisi
(OPSI), Election Talk, dan Partai Bicara. Dia mengklaim program-program itu
sudah menghadirkan narasumber dari kedua kubu yang berkontestasi di Pilpres
2019.