IPN – Tes CPNS. Pada seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) ambang
batas nilai minimal atau 'passing grade' menjadi momok bagi peserta. Badan Kepegawaian
Negara sudah menetapkan 'passing grade' atau nilai ambang batas kelulusan SKD,
yaitu tes wawasan kebangsaan (TWK) 75 poin, tes intelegensia
umum (TIU) 80 poin dan tes karakteristik pribadi (TKP) 143
poin.
Hampir mayoritas peserta dipastikan
tidak lulus tes akibat kebijakan tersebut.
Hanya sedikit peserta yang mampu
sukses meraih nilai melampaui ambang batas seleksi kompetensi dasar (SKD)
menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Dimana setiap peserta diberi
100 soal dengan waktu menjawab hanya 90 menit.
Jika lulus SKD , masih ada tahapan lain yang harus dihadapi
peserta yaitu seleksi kompetensi bidang (SKB).
Yang berhak mengikuti SKB pun hanya tiga besar peserta yang meraih nilai
melampaui ambang batas dan tertinggi nilai SKD pada masing-masing formasi.
Tahapan SKB merupakan paling menentukan siapa yang nantinya dinyatakan lulus
menjadi CPNS.
Sementara itu dikutip dari Antara , di Kabupaten
Kotawaringin Timur , provinsi Kalteng salah
seorang peserta yang mampu melampaui 'passing grade' di hari pertama tahap SKD adalah
Anisa yang tercatat sebagai bidan berstatus pegawai
kontrak di Rumah Sakit Pratama H Supian Hadi Parenggean.
Dari 95 peserta seleksi sesi pertama,
Anisa adalah peserta satu-satunya yang mampu melampaui ambang batas nilai
tersebut.
Anisa berpeluang besar melaju ke tahapan
berikutnya karena nilai yang diperolehnya pada tahapan SKD ini cukup tinggi.
Nilai yang diperoleh Anisa yaitu TWK 95 poin, TIU 95 poin dan TKP 148 poin.
Namun seperti peserta lainnya, Anisa
juga mengaku cukup kesulitan saat menjawab soal Matematika. Dia merasa tidak
memiliki cukup waktu untuk menghitung dan menjawab soal Matematika dengan
maksimal.
"Saya tidak sempat menghitungnya
karena saya menjawabnya terakhir. Seharusnya Matematika lebih dulu. Kalau TKP,
asal dijawab kan tetap dapat nilai. Seharusnya menjawab TKP dulu, baru soal
yang agak sulit," ujarnya berpendapat.
Bidan yang memilih formasi dengan lokasi
tugas yang sama dengan tempatnya bertugas saat ini, mengaku pernah mengikuti
seleksi CPNS pada 2014 lalu, namun gagal. Dia tidak patah semangat dan
kembali mengadu nasib dalam seleksi tahun ini.
Sebagai persiapan, Anisa berlatih
menjawab soal dengan mencari kisi-kisi soal melalui internet. Cara itu ternyata
cukup efektif untuk mengasah kemampuan. Bahkan menurut Anisa, kisi-kisi soal
latihan yang banyak tersedia di internet, dirasa lebih sulit dibanding soal SKD
yang baru saja dijalaninya.
"Jangan terlalu asik dengan
soal-soal yang gampang. Lihat waktu, kemudian kembali ke soal yang sulit yang
belum dijawab. Saya tadi keasyikan soal yang gampang, pas hendak kembali sudah
kehabisan waktu," bidan cantik ini memberi kiat.
Perempuan lulusan Akademi Kebidanan
Muhammadiyah Kotawaringin Timur tahun 2013 itu mengaku senang dengan capaian
saat ini, namun dia tidak ingin lupa diri. Dia berharap menjadi peserta yang
berhak mengikuti tahapan selanjutnya yaitu SKB.
Lebih jauh Anisa berharap seleksi CPNS
tahun ini menjadi keberuntungannya. Dia berharap lulus menjadi CPNS dan
mengabdi di RSP Supian Hadi Parenggean tempat dia bertugas saat ini.