IPN – Jakarta. Rohandi (31) warga daerah
Penjagaan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara nekad menyerang Kepolisian
Sektor (Polsek) Penjaringan. Perbuatan nekat tersebut diterangai akibat depresi karena gagal nikah, tak punya
pekerjaan dan penyakit yang tak kunjung sembuh. Akibat perbuatannnya itu Rohandi beruntung hanya tangannya
saja yang diberi bonus peluru, meski
polisi sempat membidik dadanya.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul
01.35 WIB. Pelaku datang mengendarai sepeda motor dan memarkir kendaraannya di
luar Polsek. Setelah itu, pelaku berjalan masuk ke Polsek. Saat salah satu
anggota Polsek, AKP Irawan, menyapa pelaku, kemudian pelaku langsung menyerang.
Dengan berteriak takbir , pelaku langsung menyerang Irawan dengan menggunakan sebilah golok dan pisau babi . Pelaku lalu mengejar Irawan dan melemparkan pisau babi yang ada di tangan kirinya dan golok masih dipegang di tangan kanannya sambil menyerang Irawan. Sabetan golok pelaku sempat mengenai tangan Irawan dan menimbulkan luka ringan.
Polisi sempat melepas tembakan
peringatan sebelum menembak pangkal lengan sang pelaku . Akbiat tembakan
tersebut , golok digenggaman pelaku terpental .
Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Penjaringan
Ajun Komisaris Besar Rachmat Sumekar mengatakan anggotanya memang sempat
berniat menembak mati Rohandi. Bahkan senjata telah dibidik ke area
jantung pelaku penyerangan Polsek Penjaringan itu.
" Sebenarnya sama anggota mau
dibidik jantungnya, cuma ada anggota di belakang takut kena, akhirnya tangannya
saja," kata Rachmat di kantornya, Jumat, 9 November 2018.
Rachmat menerangkan, Rohandi datang ke
Polsek Penjaringan dengan niat bunuh diri dan berharap ditembak mati.
Rachmat menuturkan Rohandi mengalami
depresi. Tak hanya gagal nikah, Rohandi memiliki penyakit getah bening
yang tidak kunjung sembuh, serta tidak memiliki pekerjaan. "Sering dimarahin kakaknya juga. Disuruh kerja enggak mau,"
ujar Rachmat.